Breaking News

Komentar

Senin, 16 Mei 2016

padi unggulan

Arti mudahnya varietas ini bisa berkali-kali ditanam dengan perlakuan yang baik. Hasil dari panen varietas ini bisa dijadikan benih kembali. Ada petani yang saya temui bisa menanam sampai 10 kali lebih dengan hasil yang hampir sama.
Varietas padi unggul adalah varietas yang telah di lepas oleh pemerintah dengan SK Menteri Pertanian. Varietas ini telah melewati berbagai uji coba.
Harga benih verietas ini murah, harganya bisa mencapai 5 ribu- 10 ribu per kilo.
Contoh dari varietas ini yang banyak di tanam petani adalah
CIHERANG (bisa mencapai 47 % dari total varietas yang ditanam), IR-64, Mekongga, Cimelati, Cibogo, Cisadane, Situ Patenggang, Cigeulis, Ciliwung, Membramo, Sintanur, Jati luhur, Fatmawati, Situbagendit, dll.
Sejak tahun 2008, penamaan padi berubah. Untuk padi sawah dinamakan Inpari (Inbrid Padi Irigasi). Misalnya: Inpari 1-10, Inpari 11, Inpari 12 dan Inpari 13, dll. Sedangkan dari pihak BATAN telah mengeluarkan padi varietas : Cilosari, Diahsuci, Bestari, Inpari Sidenuk, Pandan Putri dll.
Pada tahun 2010/2011 untuk varietas Inpari, INPARI 13 lah yang banyak banyak ditanam petani. Pemerintah ingin agar INPARI 13 menggeser varietas ciherang yang paling banyak ditanam petani.
Untuk tahun 2011 juga, BB Padi telah mengeluarkan varietas terbaru dengan keunggulan yang lebih baik seperti : Inpari 14 Pakuan, Inpari 15 Parahyangan, Inpari 16 Pasundan, Inpari 17, Inpari 18, Inpari 19, Inpari 20, inpari 21, dll.
Untuk tahun 2012 : telah dilepas beberapa varietas padi, antara lain: inpari 22-29.
Untuk Padi Rawa ( Inpara ) juga banyak dilepas pemerintah. Contohnya: Inpara 1-8, dll. Demikian pula untuk padi gogo (inpago). Contohnya: Inpago 1-5, dll
Read more ...

padi hibrid

Arti mudahnya bisa dikatakan varietas padi sekali tanam, hasilnya akan maksimal bila sekali ditanam. Tetapi bila keturunannya (benih) ditanam kembali maka hasilnya akan berkurang jauh. Memang varietas ini dibuat atau direkayasa oleh pemiliknya untuk sekali tanam saja. Tujuannya agar petani membeli kembali. Harga benih hibrida sangat mahal, bisa mencapai 40 ribu-60 ribu per kilo.
Contohnya: Intani 1 dan 2, PP1, H1, Bernas Prima, Rokan, SL 8 dan 11 SHS, Segera Anak, SEMBADA B3, B5, B8 DAN B9, Hipa4, Hipa 5 Ceva, Hipa 6 Jete, Hipa 7, Hipa 8, Hipa 9, Hipa 10, Hipa 11, Long Ping (pusaka 1 dan 2), Adirasa-1, Adirasa-64, Hibrindo R-1, Hibrindo R-2, Manis-4 dan 5, MIKI-1,2,3, SL 8 SHS, SL 11 HSS, dll.
Varietas padi hibrida ada juga yang dilepas pemerintah. Tapi ada juga yang didatangkan (import) dari negara lain.
Read more ...

Teknologi Hemat Air dalam Budidaya Padi Sawah

Padi adalah tanaman unik karena mampu tumbuh di dalam kondisi hidrologi, jenis tanah, iklim yang berbeda, dan satu satunya tanaman serealia yang tumbuh di lahan basah. Ancaman serius yang dihadapi budidaya padi adalah semakin menurunnya ketersediaan air.

Penyebab penurunan ketersediaan air bervariasi dan bersifat spesifik namun umumnya terjadi penurunaan kualitas dan sumber air, tidak berfungsinya sistem irigasi dan meningkatnya kompetisi kebutuhan air misalnya untuk perumahan dan industri. Hal tersebut menjadi ancaman bagi ketersediaan pangan yang berkelanjutan, padahal praktek pengelolaan air lahan sawah di tingkat petani umumnya dilakukan penggenangan secara terus menerus, oleh karena itu diperlukan pengelolaan air diantaranya dengan menerapkan teknologi hemat air.

Prinsip teknologi hemat air adalah mengurangi aliran yang tidak produktif seperti rembesan, perkolasi, dan evaporasi, serta memelihara aliran transpirasi. Hal tersebut bisa dilaksanakan mulai saat persiapan lahan, tanam, dan selama pertumbuhan tanaman. Salah satu alternatif teknologi dalam pengelolaan air (water management) adalah alternate wetting and drying (AWD) atau pengairan basah kering (PBK). Teknologi ini telah diadaptasi di negara-negara penghasil padi seperti China, India, Philipina, dan Indonesia. Secara umum, penggunaan teknologi ini tidak menyebabkan penurunan hasil yang signifikan dan dapat meningkatkan produktivitas air.
Langkah Pembuatan  alat AWD
  1. Siapkan pipa sepanjang 35 cm dengan diameter  3-5 cm
  2. Buatlah lubang kecil-kecil setinggi 20 cm pada pipa
  3. Pipa yang sudah diberi lubang ditanam pada petakan sawah dan diatas permukaan tanah setinggi 15 cm

Cara Aplikasi alat AWD
  1. AWD dipasang sebelum/sesaat setelah tanam dan dibenamkan sedalm 20 cm. Tinggi AWD 15 cm diatas permukaan tanah.
  2. Setelah dipasang keluarkan tanah didalam pipa
  3. Pengukuran dimulai pada 7-10 hst pada setiap tapin dan 21 hst pada system tabela
  4. Tingkat level air dimonitor/dipantau setiap dua hari sekali dan dicatat
  5. Bila tinggi air dalam pipa kurang dari 5 cm, lahan sawah segera dialiri air
  6. Padi tidak perlu digenangi air setiap waktu
  7. Pada saat pengisian bulir tanaman padi digenangi air
  8. Pada 7-10 hari sebelum panen sawah dikeringkan.
Prinsif Pengairan Basah Kering
Prinsif dari penerapan PBK adalah memonitor kedalaman air dengan menggunakan alat bantu berupa pipa. Setelah lahan sawah diairi, kedalaman air akan menurun secara gradual. Ketika kedalaman air mencapai 15 cm di bawah permukaan tanah, lahan sawah kembali diairi sampai ketinggian sekitar 5 cm. Pada waktu tanaman padi berbunga, tinggi genangan air dipertahankan 5 cm untuk menghindari stress air yang berpotensi menurunkan hasil. Batas kedalaman air 15 cm ini dikenal dengan PBK aman (safe AWD) yang bermakna bahwa kedalaman air sampai batas tersebut tidak akan menyebabkan penurunan hasil yang signifikan karena akar tanaman padi masih mampu menyerap air dari zona perakaran. Setelah itu, pada fase pengisian dan pemasakan, PBK dapat dilakukan kembali. Apabila terdapat banyak gulma pada saat awal pertumbuhan, PBK dapat ditunda 2 sampai 3 minggu sampai gulma dapat ditekan.
Read more ...

Minggu, 15 Mei 2016

CIRI-CIRI PADI SITU BAGENDIT

               
                                         

Padi situbagnedit bisa ditanam di lahan kering. Potensi hasilnya 3-5 t/ha GKB (lahan kering) dan 5-6 t/ha GKB (lahan sawah). Artinya varietas ini bisa disebut padi gogo.
Nama Varietas: Situ Bagendit
Tahun:2002
Tetua:Persilangan Batur/S2823-7d-8-1-A//S823-7d-8-1-A
Rataan Hasil:3-5 t/ha GKB (lh kering), 5-6 t/ha GKB (lh sawah)
Pemulia:Z. A. Sumanullang, Aan A. Daradjat, Ismail BP, N. Yunani
Umur tanaman:110 – 120 hari
Bentuk tanaman:Tegak
Tinggi tanaman:99 – 105 cm
Anakan produktif:12 – 13 malai per rumpun
Warna kaki:Hijau
Warna batang:Hijau
Warna telinga daun:Tidak berwarna
Warna lidah daun:Tidak berwarna
Warna daun:Hijau
Muka daun:Kasar
Posisi daun:Tegak
Daun bendera:Tegak
Bentuk gabah:Panjang ramping
Warna gabah:Kuning bersih
Kerontokan:Sedang
Kerebahan:Sedang
Tekstur nasi:Pulen
Kadar amilosa:22%
Bobot 1000 butir:27 – 28 gram
Ketahanan terhadap penyakit:Agak tahan terhadap BlastKetahanan terhadap penyakit:Agak tahan terhadap bakteri hawar daun strain III dan IVAnjuran tanam:Cocok ditanam di lahan kering dan mampu juga ditanam di lahan sawah
Read more ...

Perlakuan Benih Padi Situ Bagendit


 Pemilihan benih dan cara persemaian merupakan tahap awal yang sangat menentukan keberhasilan budidaya padi hibrida. Untuk itu, petani harus memilih benih padi hibrida yang benar-benar berkualitas, kemudian memerlakukannya dengan benar hingga tahap persemaian.  Untuk benih terbaik, para petani bisa memiliki benih padi hibrida unggul Petro Hibrid produksi Petrokimia Gresik, yang telah terbukti berkualitas dan mampu berproduksi tinggi. Hasil demplot di beberapa tempat menunjukkan,  Petro Hibrid dapat panen sebanyak 10,5 ton/ha GKP, bahkan lebih. Selain itu, benih padi ini juga tahan terhadap serangan hama wereng batang coklat dan blas.
Sebelum ditanam benih padi hibrida harus disemai terlebih dulu. Perlakuan pertama, jemur benih selama 1-2 jam pada pagi hari (kurang lebih jam 7),  kemudian rendam benih selama 2 jam dengan air bersih. Buang air rendaman dan ganti dengan air bersih. Perendaman dilanjutkan sampai 22 jam. Untuk hasil terbaik, jangan lupa aplikasikan Potensida selama proses perendaman. Dianjurkan untuk mengganti air dengan air bersih setiap 3-4 jam. Setelah itu, peram benih selama 24-36 jam di tempat yang teduh atau sampai keluar calon akar 1 mm (tingil). Gunakan kantong peram bersih dan benih dalam keadaan lembab.
Pada persemaian dengan menggunakan sistem basah,  lahan diolah dalam kondisi macak-macak, kemudian dibuat bedengan setinggi 5 cm. Lahan persemaian harus sudah siap, paling lambat sehari sebelum sebar benih. Sehari sebelum sebar, persemaian dipupuk SP 36 sebanyak 5 gr/m² dan KCI 5 gr/m². Untuk setiap 1 kg benih dibutuhkan lahan persemaian seluas 20 m² atau 300-400 m² untuk penanaman seluas satu hektar. Penggunaan benih padi hibrida yang dianjurkan 15-20 kg/ha untuk sistem tanam tegel. Jika menggunakan sistem tanam jajar legowo, kebutuhan benih lebih banyak 30% atau 4,5-6 kg/ha.
Benih yang sudah berkecambah kemudian disebar merata ke lahan persemaian. Setelah persemaian umur 10 hari, tambahkan pupuk Urea 10 gr/m² luas persemaian. Sehari setelah sebar hingga hari ke tujuh, masukkan air pada pagi hari hingga ketinggian 5 cm dan keluarkan air pada sore hari. Kemudian pada hari ke delapan dan seterusnya, ketinggian air dijaga 2-5 cm. Setelah bibit berumur 15-18 hari setelah sebar atau setelah daunnya tumbuh 5-6 helai, bibit dapat dipindahkan ke lahan penanaman. Secara periodik dilakukan pengamatan terhadap kemungkinan adanya organisme pengganggu tanaman (OPT). Proses selanjutnya tinggal dipelihara dan dijaga dengan baik hingga panen tiba.
Read more ...
Designed By