Pemilihan benih dan cara persemaian merupakan tahap awal yang sangat menentukan keberhasilan budidaya padi hibrida. Untuk itu, petani harus memilih benih padi hibrida yang benar-benar berkualitas, kemudian memerlakukannya dengan benar hingga tahap persemaian. Untuk benih terbaik, para petani bisa memiliki benih padi hibrida unggul Petro Hibrid produksi Petrokimia Gresik, yang telah terbukti berkualitas dan mampu berproduksi tinggi. Hasil demplot di beberapa tempat menunjukkan, Petro Hibrid dapat panen sebanyak 10,5 ton/ha GKP, bahkan lebih. Selain itu, benih padi ini juga tahan terhadap serangan hama wereng batang coklat dan blas.
Sebelum ditanam benih padi hibrida harus
disemai terlebih dulu. Perlakuan pertama, jemur benih selama 1-2 jam
pada pagi hari (kurang lebih jam 7), kemudian rendam benih selama 2 jam
dengan air bersih. Buang air rendaman dan ganti dengan air bersih.
Perendaman dilanjutkan sampai 22 jam. Untuk hasil terbaik, jangan lupa
aplikasikan Potensida selama proses perendaman. Dianjurkan untuk
mengganti air dengan air bersih setiap 3-4 jam. Setelah itu, peram benih
selama 24-36 jam di tempat yang teduh atau sampai keluar calon akar 1
mm (tingil). Gunakan kantong peram bersih dan benih dalam keadaan
lembab.
Pada persemaian dengan menggunakan
sistem basah, lahan diolah dalam kondisi macak-macak, kemudian dibuat
bedengan setinggi 5 cm. Lahan persemaian harus sudah siap, paling lambat
sehari sebelum sebar benih. Sehari sebelum sebar, persemaian dipupuk SP
36 sebanyak 5 gr/m² dan KCI 5 gr/m². Untuk setiap 1 kg benih dibutuhkan
lahan persemaian seluas 20 m² atau 300-400 m² untuk penanaman seluas
satu hektar. Penggunaan benih padi hibrida yang
dianjurkan 15-20 kg/ha untuk sistem tanam tegel. Jika menggunakan
sistem tanam jajar legowo, kebutuhan benih lebih banyak 30% atau 4,5-6
kg/ha.
Benih yang sudah berkecambah kemudian
disebar merata ke lahan persemaian. Setelah persemaian umur 10 hari,
tambahkan pupuk Urea 10 gr/m² luas persemaian. Sehari setelah sebar
hingga hari ke tujuh, masukkan air pada pagi hari hingga ketinggian 5 cm
dan keluarkan air pada sore hari. Kemudian pada hari ke delapan dan
seterusnya, ketinggian air dijaga 2-5 cm. Setelah bibit berumur 15-18
hari setelah sebar atau setelah daunnya tumbuh 5-6 helai, bibit dapat
dipindahkan ke lahan penanaman. Secara periodik dilakukan pengamatan
terhadap kemungkinan adanya organisme pengganggu tanaman (OPT). Proses
selanjutnya tinggal dipelihara dan dijaga dengan baik hingga panen tiba.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar